Ritual tolak bala Kebo - keboan

Kebo-keboan merupakan salah salah satu jenis kesenian tradisional yang sakral di Banyuwangi. Disebut Kebo-keboan karena ritual ini diikuti oleh para laki-laki Desa Alas Malang yang bertingkah seperti kerbau. Kebo-keboan sudah ada sejak abad ke 18.



Menurut Subur Bahri, tokoh masyarakat desa setempat, Kebo-keboan pertama kalinya dikenalkan oleh sesepuh desa Buyut Karti. Saat itu di Desa Alas Malang ada pageblug atau bencana berupa kematian warga tanpa sebab. “Sore sakit, pagi mati, begitu sebaliknya. Setelah itu Buyut Karti mendapat wangsit (ilham,red) untuk melakukan ritual Kebo-keboan. Ritual ini memuja dan minta berkah dewi padi, Dewi Sri,” ujar Subur







































Ritual Kebo-keboan didominasi para laki-laki desa yang bertingkah laku seperti kerbau. Badan mereka dilumuri arang hingga berwarna hitam, dengan rambut gimbal dari tali rafia lengkap dengan tanduk kerbau, tali pengekang dan kalungnya. Mereka hanya mengenakan celana kolor warna hitam, sepasang kerbau dipegangi seorang petani.

Pengasapan Ikan

Asap mengepul, rezeki ngumpul !

dua pedagang ikan asap sedang mengasapi hasil tangkapan para nelayan di sepanjang jalan pantai Kenjeran Surabaya.
Berbagai jenis ikan segar hasil tangkapan para nelayan setempat menjadi jujukan para pengasap ikan ini untuk mengolah ikannya menjadi panggangan. tidak semua jenis ikan yang bisa diolah sedemikian rupa hanya beberapa jenis saja yang dapat diolah menjadi panggangan terutama jenis ikan Pari atau "Pe" yang paling di gemari oleh para pembelinya.

Jember Fashion Carnaval (JFC)




Jember Fhasion Carnaval (JFC) telah di gelar, Minggu (03/08). perhelatan akbar ini merupakan tahun ke-7 yang diadakan oleh JFC. Dalam carnaval tahun ini “dinand faris” sebagai pencetus ide JFC mencoba mengangkat tema “world evolution” karena alam dan budaya adalah bagian dari teknologi dan dari sini lah dunia mulai berevolusi ujar sang pencetus kepada rekan-rekan media.

Penampialn JFC ke-7 semakin meriah karena sang pencetus ide “Dinan faris” turut serta dalam carnaval tersebut. Selain itu para penonton disugukan 8 defail yang di bawa langsung oleh warga Jember terutama para remajanya. 8 defail tersebut yaitu roots (manusia akar), under sea, papua, robotik, barikade, off earth, gate 11, dan metamorphic yang dibawakan oleh 450 peserta carnaval. Caranaval ini di arak sepanjang 3,6KM dari alun-alun kota Jember sampai gor.

Behind the scenE


masih populer, wayang kulit trdisi dari pulau jawa ini hingga saat ini masih
populer di kota besar seperti Surabaya. sebagai contoh pihak pemerintah Surabaya sendiri
selalu rutin mengadakan pementasan wayang perbulannya.

nuMPang lEwat

gO to hOMe





Blogger Template by Blogcrowds